Analisis Kemenangan Zohran Mamdani di New York Tanda Uang Lobi Israel Sudah Tak Mempan, Publik Kini Pro Palestina
Sosok Zohran Mamdani tengah menjadi sorotan tak hanya di AS, tapi juga di dunia karena memenangkan pemilihan awal calon wali kota New York, Amerika Serikat.

Sosok Zohran Mamdani tengah menjadi sorotan tak hanya di AS, tapi juga di dunia. Pria muslim pendukung Palestina itu berhasil memenangkan pemilihan awal calon wali kota New York, Amerika Serikat, yang digelar Selasa (24/6/2025) waktu setempat.
Dari 96 persen tempat pemungutan suara yang sudah dilaporkan, Zohran Mamdani unggul dengan persentase suara 43,5 persen dalam hasil sementara pemungutan suara awal dari Partai Demokrat. Sementara pesaingnya Andrew Cuomo yang merupakan mantan Gubernur Negara Bagian New York hanya meraih 36,4 persen suara, menurut laporan Reuters.
Meskipun hasil resminya belum final, dengan suara yang sudah diraihnya di tersebut membuat Zohran Mamdani telah mengamankan kemenangannya. Keunggulannya diperkirakan akan bertambah seiring putaran penghitungan suara berikutnya dalam sistem pemungutan suara pilihan berperingkat kota.
Zohran Mamdani telah mendeklarasikan kemenangannya. Sementara Andrew Cuomo telah mengakui kekalahannya.
Dikutip dari Aljazeera, Kamis (26/6/2025), New York didominasi oleh Demokrat. Oleh karena itu, sebagai calon dari partai tersebut, Zohran Mamdani kemungkinan besar akan menang dengan nyaman dalam pemilihan umum pada bulan November mendatang.
Rintangan Berat Maju Calon Wali Kota

Zohran Mamdani adalah seorang legislator muda dari distrik Queens yang sebelumnya nyaris tidak dikenal publik secara luas. Lahir di Uganda dari orang tua keturunan India, Mamdani telah bertugas di majelis negara bagian sejak 2021.
Kemenangannya tidak ada yang menyangka karena pada Februari lalu dia hanya mendapat dukungan sebesar 1 persen.
Maju sebagai calon wali kota, ia memiliki rencana berani untuk New York. Ia ingin mendirikan toko kelontong milik kota, membangun lebih banyak rumah, menggratiskan biaya bus, dan membekukan biaya sewa bagi penyewa bersubsidi.
Mamdani menghadapi banyak rintangan yang nyaris mustahil bisa dilewati dalam kampanyenya untuk nominasi Demokrat. Bukan cuma kekurangan dana di awal, pengenalan namanya juga rendah.
Jika dibandingkan dengan kandidat yang dilawannya, hanya sedikit pemilih yang tahu siapa Zohran Mamdani. Sementara lawannya, Andrew Cuomo merupakan mantan gubernur dari dinasti politik di New York dan ayahnya juga pernah menjabat sebagai gubernur.
Bahkan menjelang pemilihan hari Selasa, saingannya mengumpulkan dukungan dari tokoh-tokoh penting di Partai Demokrat, termasuk mantan Presiden AS, Bill Clinton dan anggota parlemen Jim Clyburn.
Sementara Mamdani didukung oleh cabang lokal Partai Sosialis Demokrat Amerika (DSA). Namun ternyata Mamdani sukses menumbangkan lawannya yang memiliki aneka keunggulan itu.
"Penjaga lama yang dipersonifikasikan itu dikalahkan oleh seorang sosialis demokrat, seorang pemuda Muslim kulit coklat pro-Palestina yang hanya memiliki 1 persen pengenalan nama pada bulan Februari," kata Heba Gowayed, profesor sosiologi di City University of New York (CUNY) kepada Al Jazeera.
"Itu benar-benar fenomenal dan luar biasa," tegasnya.
Diserang Lawan karena Dukung Palestina

Zohran Mamdani dikenal sebagai pembela hak-hak Palestina yang telah mengecam kekejaman Israel di Gaza. Dia juga menyuarakan aspirasi kelompok-kelompok hak asasi manusia yang menyatakan serangan Israel terhadap Gaza adalah genosida.
Sebagai anggota legislatif negara bagian, Mamdani telah vokal menentang operasi militer Israel di Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 56.077 warga Palestina. Ia bahkan memimpin aksi mogok makan di luar Gedung Putih pada November 2023 untuk menuntut diakhirinya perang.
Isu antizionis dan pendukung Palesina tersebut dimanfaatkan lawannya menjelang pemilihan pendahuluan Demokrat buat menjatuhkannya. Pesaingnya, Andrew Cuomo yang mundur sebagai gubernur pada 2021 karena tuduhan pelecehan seksual, menjadikan posisi Mamdani terkait Israel dan Palestina sebagai isu utama dalam kampanye.
"Kebencian memicu kebencian. Retorika anti-Israel tentang 'genosida,' 'penjahat perang,' dan 'pembunuh' harus dihentikan. Retorika ini menyebar seperti kanker melalui tubuh politik," kata Cuomo dalam sebuah unggahan media sosial setelah serangan kebakaran melukai 15 orang dalam sebuah demonstrasi pro-Israel di Colorado awal Juni ini.
Andrew Cuomo adalah bagian dari tim pembela yang mewakili Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menjadi buronan Mahkamah Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan perang di Gaza.
Andrew Cuomo juga menyerang pihak yang tidak mendukungnya dengan isu Israel. Salah satunya Pengawas Kota Brad Lander.
"Bagaimana … seorang Brad Lander mendukung Zohran Mamdani, mendukung posisinya tentang Israel, mendukung pernyataannya tentang Israel?" kata Cuomo.
Lander yang beragama Yahudi, kemudian mendukung silang Mamdani, dan kedua kandidat mendorong pendukung mereka untuk menempatkan mereka berdua di posisi tinggi dalam surat suara mereka.
Kelompok pemilu pro-Cuomo yang dikenal sebagai super PAC juga menyorot posisi Mamdani terkait konflik Israel-Palestina. Dijuluki Fix the City, super PAC diketahui menerima USD 500.000 dari miliarder pro-Israel dan pendukung Trump Bill Ackman.
Tak cuma itu, mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg, pendukung setia Israel lainnya, menyumbang USD 8 juta kepada kelompok tersebut.
Media massa juga menyorot pandangan Mamdani tentang Israel. Ia berulang kali ditanya tentang kebijakan luar negeri, termasuk apakah Israel berhak berdiri sebagai negara Yahudi dan apakah ia akan mengunjungi Israel sebagai wali kota.
Banyak yang melihat pertikaian antara Cuomo dan Mamdani sebagai cerminan pergulatan selama bertahun-tahun antara kaum progresif dan sentris di Partai Demokrat. Perdebatan tentang hak-hak Palestina dan dukungan AS yang tidak perlu dipertanyakan lagi terhadap Israel telah menjadi isu inti dalam pertikaian itu.
Justru Dapat Dukungan Publik dan Menang

Profesor Heba Gowayed mengatakan banyak anak muda justru tertarik pada gagasan pria muda berusia 33 tahun itu. Mereka juga terlibat dalam kampanyenya karena penentangannya terhadap kebijakan Israel.
"Fakta bahwa ia menolak untuk mundur dari posisinya terkait Palestina merupakan hal yang besar," kata Gowayed.
"Dalam suasana di mana kita telah diberi tahu bahwa memegang posisi itu secara politis tidak memenuhi syarat, itu adalah sebuah gerakan yang tidak hanya bersikeras pada posisi ini tetapi, dalam arti tertentu, didasarkan pada posisi itu."
Menurutnya, jika Zohran Mamdani berubah pikiran dengan menjadi pro Israel dan tak mendukung Palestina demi menenangkan para kritikus, maka dirinya akan kehilangan dukungan dan antusiasme yang telah membawanya mencapai 'garis finis'.
"Namun dukungan Mamdani untuk Palestina kemungkinan besar memperkuat kampanyenya," katanya.
Sementara itu, Beth Miller, Direktur Politik Kelompok Advokasi Jewish Voice for Peace (JVP) Action, menilai Cuomo salah perhitungan dengan menjadikan pandangan Mamdani soal isu Palestina vs Israel sebagai amunisi.
Diketahui, basis Demokrat semakin menjauh dari dukungan tanpa syarat untuk Israel, terutama di tengah kekejaman yang dilakukan negeri zionis itu di Gaza. Sebuah survei Pew Research Center pada bulan April menunjukkan bahwa 69 persen responden Demokrat menunjukkan pandangan yang tidak menguntungkan terhadap Israel.
"Cuomo adalah bagian dari cara berpikir kuno tentang politik," kata Miller.
Dia menyatakan, lembaga yang dipimpinnya mendukung Mamdani di awal kampanyenya. Miller mengatakan meski kampanyenya berakar pada upaya menjadikan New York terjangkau, politik progresif Zohran Mamdani didasarkan pada penegakan kemanusiaan semua orang, termasuk warga Palestina.
"Cuomo menduga bahwa dukungan Zohran terhadap hak-hak Palestina akan menjadi beban baginya, tetapi apa yang terjadi tadi malam menunjukkan bahwa itu tidak benar," kata Miller.
"Dan faktanya, apa yang saya saksikan dan lihat adalah bahwa dukungannya terhadap hak-hak Palestina merupakan aset bagi kampanyenya. Dukungan tersebut memobilisasi pemilih muda. Dukungan tersebut memobilisasi banyak pemilih Yahudi progresif dan pemilih Muslim, serta banyak lagi lainnya," jelasnya.
Dana Politik Kelompok Lobi Pro Israel

Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok pro-Israel, termasuk Komite Urusan Publik Amerika-Israel (AIPAC), telah menggelontorkan dana dalam jumlah besar ke pemilihan pendahuluan Demokrat untuk mengalahkan kaum progresif.
Pada siklus pemilu terakhir, mereka berhasil membantu menyingkirkan dua anggota Kongres Demokrat yang kritis terhadap Israel yakni Jamaal Bowman dan Cori Bush.
Para pendukung progresif mengatakan mereka berharap kemenangan Mamdani akan membantu membalikkan keadaan agar menguntungkan mereka.
"Akhirnya kita melihat titik balik," kata Andrabi dari Justice Democrats.
"AIPAC suka mengatakan bahwa mendukung Israel adalah kebijakan dan politik yang baik. Saya pikir yang menjadi sangat jelas saat ini adalah bahwa mendukung Israel yang menerapkan apartheid adalah kebijakan dan politik yang buruk," tegasnya.