Mengungkap Ambisi Politik Netanyahu di Balik Israel Serang Iran hingga Seret Donald Trump
Hal itu, diungkapkan Pengamat Timur Tengah Faisal Assegaf saat podcast bersama merdeka.com.

Serangan yang dilakukan Israel terhadal Iran dan Hamas, ternyata bukan semata-mata serangan militer. Namun, ada ambisi politik Benjamin Netanyahu untuk mempertahankan posisinya sebagai Perdana Menteri Israel.
Hal itu, diungkapkan Pengamat Timur Tengah Faisal Assegaf saat podcast bersama merdeka.com.
"Netanyahu sebenarnya selain ada ambisi politik pribadinya Netanyahu punya kasus korupsi di negaranya," kata Faisal.
Faisal membeberkan, kasus koruspi yang membuat Netanyahu harus hadir sebagai sosok hero yang membela Israel. Sehingga, dia melakukan serangan kepada Iran.
"Kita tahu kasus suap yang Qatar terhadap penasehatnya, kemudian ada empat kasus korupsi itu karena perang Netanyahu tidak bisa diperiksa," jelasnya.
"Perang Gaza ini sudah mandek Netanyahu ya dia kalau selesaiin perang Gaza mundur artinya dia kalah itu jelas pengakuan sebuah pengakuan kalau dengan Hamas lagi hanya sebuah milisi dari wilayah yang diblokade artinya dia butuh perang baru nih untuk mempertahankan karir politiknya sebagai perdana menteri dia butuh dianggap seperti hero ini kan lawan Iran sama dengan perang mempertahankan keberlangsungan Israel negara dengan negara," sambungnya.
Padahal, Netanyahu sudah mengakui, jika serangan Iran memberikan pukulan telak. Namun, demi mempertahankan kursi sebagai perdana menteri Israel, dia harus terus berperang melawan Iran.
"Ada ambisi politik itu salah satu, jadi cara bagaimana dia bisa terhindar dari prossa hukum yang menbuat dia nanti bakal.jatuh dari kursi perdana menteri ya salah satunya menciptakan perang baru ya itu tadi melawan Iran," imbuh dia.

Awal mula Iran-Israel Saling Serang
Dikutip laman USA Today, konflik antara Iran dan Israel dimulai sejak Israel secara mengejutkan mengirimkan serangan nuklir ke Teheran, Iran yang merenggut nyawa sejumlah pemimpin militer di wilayah tersebut.
Menurut The Critical Threats Project (CPT) di American Enterprise Institute and the Institute for the Study of War (ISW), pada sekitar pukul 8 malam waktu setempat Israel mengirimkan serangan udara pertama yang ditargetkan pada program nuklir di Iran. Serangan tersebut juga turut menargetkan kepemimpinan Iran.
Adapun wilayah yang ditargetkan oleh pada saat itu adalah 'jantung' program rudal di Republik Islam Iran. Dengan adanya serangan mendadak tersebut tercatat seluruh eselon atas komandan militer Iran di wilayah tersebut meninggal dunia.
Selanjutnya, Israel kembali mengirimkan serangan kepada Iran, pada 14 Juni 2025. serangan ditargetkan pada fasilitas senjata bawah tanah yang berada di wilayah Iran bagian barat.
Bahkan, Israel telah mengebom sejumlah fasilitas energi yang ada di wilayah lain Iran, yaitu di bagian selatan.
Salah satu lokasi yang menjadi target Israel adalah ladang gas terbesar di Iran, yaitu South Pars. Bahkan Kementerian Perminyakan Iran memberikan informasi yang menyatakan depot Shahran juga menjadi sasaran target pengeboman.
Mulai Minggu (15/6) serangan balasan melalui udara juga dikirimkan oleh Iran. Israel masih tetap menargetkan sejumlah lokasi strategis di Iran, satu di antara kawasan pemerintahan Iran.
Sementara itu, Iran juga turut mengirimkan ratusan pesawat nirawak dan juga rudal. Serangan ini menargetkan pusat penelitian terkemuka hingga kilang minyak yang ada di negara tersebut.
Pada 16 Juni 2025, serangan Israel masih terus dikirimkan terhadap Iran. Terjadi pengeboman di pusat komando unit militer elit yang ada di kawasan Iran. Bahkan Israel berhasil menyerang pesawat tempur milik Iran.
Dengan adanya serangan susulan dari Israel kali ini, beberapa pabrik pengayaan uranium terbesar yang ada di Iran mengalami kerusakan yang parah. Tidak hanya itu, pemadaman listrik juga sempat terjadi di Natanz, Iran.
Kemudian, Selasa (17/6), Israel kembali menyerang kota-kota yang berada di kawasan Iran dengan bom. Sebaliknya, beberapa rudal Iran juga telah diluncurkan ke Israel. Di tanggal inilah sejumlah infrastruktur penting di Iran mengalami kerusakan.
Bahkan pihak militer Israel menargetkan salah satu kawasan tersulit yang ada di Iran. Kawasan tersebut tidak lain adalah pabrik pengayaan nuklir yang terletak di Fordo, Iran.
Hingga kini, konflik antara Israel dan Iran terus berlanjut yang tak hanya merusak infrastruktur di beberapa wilayah yang ada di kedua negara tersebut. Akan tetapi, serangan udara yang terus-menerus dikirimkan satu sama lain juga telah merenggut korban jiwa hingga luka-luka.