Melihat Kecanggihan Teknologi Militer Pangkalan Udara AS Al Udeid di Qatar yang Dibombardir Iran
Berikut adalah kecanggihan teknologi militer pangkalan udara AS di Al Udeid, Qatar.

Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar kembali menjadi pusat perhatian internasional setelah Iran menyerang fasilitas militer Amerika Serikat di sana. Al Udeid menjadi target potensial Iran dalam respons strategisnya di kawasan Teluk. Pangkalan ini bukan hanya terbesar di wilayah tersebut, melainkan juga salah satu yang paling canggih secara teknologi di luar wilayah Amerika Serikat.
Mengutip APNews, FT, dan Business Insider, Selasa (24/6), Al Udeid menampung lebih dari 10.000 personel militer dari AS dan sekutu, serta menjadi lokasi Combined Air Operations Center (CAOC). Sebuah pusat komando udara gabungan dari 21 negara.
Di dalam fasilitas inilah seluruh perencanaan, pemantauan, dan pelaksanaan misi udara—termasuk serangan presisi, pengawasan intelijen, hingga dukungan logistik udara—diatur secara real-time dengan dukungan sistem komunikasi dan komputasi tingkat tinggi.
Dari segi pertahanan, Al Udeid dipersenjatai dengan sistem rudal Patriot yang mampu menghadang rudal balistik dan pesawat musuh dari jarak jauh. Sistem ini diperkuat oleh radar pengintai 360 derajat, yang dapat mendeteksi ancaman dari segala arah dan memberikan waktu reaksi cepat bagi operator.
Tak hanya itu, pangkalan ini juga memiliki teknologi Counter-Unmanned Aircraft Systems (C-UAS), sebuah sistem anti-drone canggih yang dapat mengganggu atau menjatuhkan drone musuh sebelum mencapai area vital.
Sektor intelijen dan pengawasan juga menjadi tulang punggung Al Udeid. Pangkalan ini secara rutin mendukung operasi pesawat pengintai strategis seperti RC-135 Rivet Joint dan E-8 JSTARS, yang digunakan untuk menangkap sinyal komunikasi musuh, memetakan pergerakan pasukan, dan memberikan gambaran medan tempur secara menyeluruh bagi komando di darat maupun udara.
Al Udeid juga menjadi pusat operasi pesawat tanker pengisian bahan bakar di udara seperti KC-135 dan KC-46, yang berfungsi memperpanjang daya tempur pesawat tempur dan pengebom jarak jauh di seluruh kawasan. Dengan dua landasan pacu panjang dan hanggar berpengaman tinggi, fasilitas ini dirancang untuk mendukung operasi militer berskala besar, termasuk penyimpanan logistik dan amunisi strategis.
Meski sempat diklaim menjadi target rudal oleh Iran pada Juni 2025, sistem pertahanan Al Udeid terbukti mampu menggagalkan ancaman tersebut. Qatar sendiri menegaskan bahwa tidak ada kerusakan di fasilitas militer mereka dan menyebut rudal yang diluncurkan berhasil dicegat oleh sistem pertahanan gabungan.
Keberadaan pasukan dari Royal Air Force Inggris dan Angkatan Udara Qatar di lokasi ini juga memperkuat citra Al Udeid sebagai simbol kerja sama militer internasional, sekaligus menjadikannya salah satu titik paling vital dalam konfigurasi keamanan kawasan.
Sebelumnya, sistem pertahanan udara Qatar berhasil mencegat enam rudal yang ditembakkan Iran ke Pangkalan Udara Amerika Serikat Al Udeid di negara tersebut. Hal ini diungkapkan Angkatan Darat Qatar.
"Pada pukul 19.30 waktu setempat, kami menerima laporan bahwa tujuh rudal diluncurkan dari Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid. Sebuah rudal jatuh di Pangkalan Udara Al Udeid. Tak ada korban jiwa," kata Kepala Staf Operasi Gabungan Angkatan Darat Qatar, Shayeq Misfer Al-Hajri, Senin (23/6).
Dia menyatakan bahwa seluruhnya terdapat 19 rudal yang ditembakkan Iran ke Qatar. Rudal tersebut ditembakkan Iran ke Pangkalan Militer Al Udeid di Qatar sebagai balasan atas serangan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, Minggu (22/6).
"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Qatar bahwa sistem pertahanan udaranya telah mencegat sebuah serangan udara," kata Al-Hajri.