Nasib TikTok di Amerika Serikat: Terancam Dilarang atau Dijual Senilai Rp4.868 Triliun
Pengesahan UU ini mendapat dukungan dari kedua partai besar dan diteken menjadi hukum oleh mantan Presiden Joe Biden pada April 2024.

Kongres Amerika Serikat telah mengesahkan aturan Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act pada Maret 2024. Undang-undang ini mengharuskan ByteDance, perusahaan induk TikTok asal China, untuk menjual aplikasi tersebut kepada pemilik asal AS, atau menghadapi larangan total beroperasi di wilayah Amerika.
Pengesahan UU ini mendapat dukungan dari kedua partai besar dan diteken menjadi hukum oleh mantan Presiden Joe Biden pada April 2024. Demikian dilansir dari laman Forbes.
Namun, tak lama setelah itu, ByteDance langsung menggugat keabsahan aturan tersebut. Sebelumnya, TikTok memang sudah dilarang di perangkat milik pemerintah federal karena alasan keamanan nasional. Beberapa negara bagian juga telah memberlakukan larangan serupa untuk perangkat resmi mereka.
Menariknya, Donald Trump yang sempat mencoba melarang TikTok lewat perintah eksekutif pada masa jabatan pertamanya, kini terlihat melunak. Pada kampanye pilpres 2024, tim Trump justru memanfaatkan TikTok untuk menarik simpati pemilih muda.
Mahkamah Agung AS telah menyatakan larangan itu sah pada Januari lalu. Namun sejak itu, pemerintahan Trump kembali menunda penerapannya melalui tiga perintah eksekutif. yang terakhir dikeluarkan pada 17 Juni.
TikTok Mau Dijual, tapi Berapa Harganya?
Sampai saat ini, belum ada kepastian berapa nilai TikTok jika benar-benar dijual. Aplikasi yang diklaim memiliki 170 juta pengguna di Amerika ini ditaksir memiliki valuasi antara USD 30 miliar hingga lebih dari USD 300 miliar atau mencapai Rp4.868 triliun.
Sejumlah nama besar disebut-sebut tertarik mengakuisisi TikTok, mulai dari raksasa teknologi seperti Microsoft dan Oracle, hingga para miliarder seperti mantan pemilik klub bisbol Los Angeles Dodgers, Frank McCourt, dan mantan CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick.
Bahkan Steve Mnuchin, mantan Menteri Keuangan di era Trump, sempat menyatakan ketertarikannya untuk membeli TikTok bersama sekelompok investor kaya setelah UU larangan itu disahkan.
Kini, masa depan TikTok di Amerika Serikat masih berada di persimpangan jalan. antara kepentingan ekonomi, keamanan nasional, dan daya tariknya di kalangan generasi muda.