Viral Bule Polandia Ngamuk Ancam Lempar Batu ke Warga, Begini Duduk Perkaranya
Sebuah video yang menunjukkan seorang turis mengancam melempar batu ke warga heboh di media sosial.

Sebuah video yang menunjukkan seorang turis mengancam melempar batu ke warga heboh di media sosial. Kepolisian Sektor Bantimurung, Maros menyebut kejadian dalam video tersebut akibat miskomunikasi.
Kepala Kepolisian Sektor Bantimurung, Ajun Komisaris Siswandi mengatakan, sosok bule dalam video yang beredar bernama Piotr Marcin Lubawy (42). Siswandi menyebut Marcin berasal dari Polandia.
"Nama WNA (warga negara asing) dalam video itu Piotr Marcin Lubawy (42). Pekerjaannya Perawat Terapi dan asal Polandia," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Jumat (27/6).
Siswandi mengatakan Marcin datang ke lokasi wisata Taman Arkeologi Leang-leang, Bantimurung, Maros dengan berjalan kaki. Sebelumnya, Marcin sudah mengunjugi Karst Rammang-rammang.
"Dia sebelumnya dari Karst Rammang-rammang, terus jalan kaki ke Leang-leang," ungkapnya.
Saat berada di kawasan Taman Nasional Leang-leang, Marcin sempat bertemu dan bercengkrama dengan anak-anak. Siswandi menduga ada miskomunikasi yang membuat Marcin tersinggung.
"Mungkin anak-anak ini belum terbiasa melihat ada Bule dengan ransel besar jalan sendiri ke Leang-leang. Anak-anak ini sempat bilang you are crazy, yang diduga itu membuat dia (Marcin) marah," bebernya.
Siswandi mengaku masalah tersebut sudah diselesaikan. WNA Polandia pun sudah diamankan di Mapolsek Bantimurung.
"Jadi setelah itu dia juga langsung dibawa ke Polsek untuk diberikan makanan, minuman kopi, dan tempat tidur," ucapnya.
Siswandi juga membantah narasi video tersebut yang menyebutkan bahwa bule gila. Dia kembali menegaskan kemarahan Marcin akibat miskomunikasi.
"Dia tidak gila. Cuma masalah miskomunikasi saja, sehingga memunculkan ketersinggungan," tegasnya.
Pengakuan Bule Polandia
Sementara itu, Piotr Marcin Lubawy mengaku kedatangannya di Maros untuk belajar budaya dan sejarah. Terkait videonya, dia mengakui kesal dan marah.
"Saat saya berjalan dan mencoba menyampaikan serta mengajarkan seseorang tentang arti dari rasa hormat, bahwa kamu tidak seharusnya mengorbankan martabatmu sendiri demi keuntungan pribadi, hal itu membuat saya sangat kesal dan marah. Ketika seseorang sudah mengatakan pergi, maka seharusnya kamu pergi," ujarnya.
Marcin mengaku sudah menahan rasa kesalnya saat seseorang mengatakan anak-anak tersebut terus mengikutinya dan mengatakan kata you are crazy. Dia menegaskan berhak untuk melindungi diri.
"Saya bisa marah, dan saya punya hak untuk melindungi diri saya sendiri dan membela diri. Dan ketika itu terjadi, bisa saja, kamu menjadi korban ledakan kemarahan saya," kata dia.
"Jadi saya bilang pergi, tapi mereka tetap mengikuti saya. Jadi saya mengambil batu dan tongkat bambu, dan saya berkata pergi seperti itu," imbuhnya.
Beruntung amarah Marcin cepat diredam saat Bhabimkamtibmas dan Babinsa Bantimurung datang. Marcin menyebut kehadiran Bhabinkamtibmas dan Babinsa sangat membantu dirinya yang melakukan perjalanan sendirian di Leang-leang.
"Seorang petugas yang baik bernama Mukbar datang bersama seorang tentara berbaret hijau dari Indonesia. Mereka mencoba membantu saya, mengatakan bahwa mereka akan menjaga saya dan membiarkan saya beristirahat agar saya bisa mengisi tenaga dan melanjutkan perjalanan saya," tuturnya.
Marcin mengaku berada di Indonesia sampai tanggal 8 Juli 2025. Setelah mengujungi Indonesia, Marcin akan ke Malaysia dan India.