Data Mengerikan Anak-Anak Gaza: 23 Persen Diamputasi, 33 Persen Cedera Otak, 70 Persen Luka Bakar
Anak-anak Gaza menjadi kelompok yang paling terdampak karena genosida Israel.

Sistem layanan kesehatan di Gaza kini berada di ambang kehancuran akibat genosida yang dilakukan Israel. Menurut laporan Health Cluster, anak-anak di Gaza kini mencakup 23 persen dari kasus amputasi, 26 persen cedera tulang belakang, 33 persen cedera otak traumatik, dan 70 persen alami luka bakar yang membutuhkan pembedahan. Namun tak satu pun layanan rehabilitasi khusus anak tersedia di seluruh wilayah Gaza.
Dalam laporan terbaru, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengungkapkan sedikitnya 30.000 kasus trauma di Gaza memerlukan rehabilitasi jangka panjang. Namun sayangnya, hanya 85 tempat tidur rehabilitasi yang masih berfungsi, demikian dilansir Quds News Network, Minggu (22/6).
Tim medis kewalahan dengan banyaknya pasien yang tidak mendapatkan layanan dasar. Dalam kunjungan WHO ke Rumah Sakit Rehabilitasi Hamad, mereka menemukan banyak anak-anak yang mengantre layanan pendengaran dalam kondisi stress psikologis yang nyata. Tidak ada program intervensi dini untuk disabilitas non-traumatik.

6.000 Kasus Membutuhkan Kaki atau Tangan Palsu
Jumlah pasien amputasi yang membutuhkan kaki atau tangan palsu melonjak menjadi 6.000 orang. Kasus tersebut terdiri dari 4.000 kasus baru sejak agresi dimulai, dan 2.000 lainnya merupakan kasus lama.
Setidaknya 292 pasien, termasuk 57 anak-anak masih menunggu operasi korektif lanjutan untuk memperbaiki tanggul amputasi yang mengalami kerusakan.
Persediaan bahan rehabilitasi dilaporkan hampir habis. Beberapa fasilitas kesehatan bahkan sudah kehabisan stok. Sementara itu, lebih dari 3.300 kursi roda dan alat bantu lainnya masih tertahan di pos pemeriksaan yang dikuasai Israel. Krisis yang semakin memburuk menyebabkan banyak pasien mengalami komplikasi sekunder.
Di Al Wafaa, satu-satunya rumah sakit rehabilitasi spesialis di Gaza, 30 persen ranjang rumah sakit kini dihuni oleh pasien dengan luka parah akibat kelumpuhan dan kurangnya perawatan.
Melahirkan Tanpa Air Bersih
Mitra Health Cluster memperingatkan bahwa penyandang disabilitas, penderita penyakit kronis, dan lansia berada dalam risiko tinggi mengalami kondisi yang makin memburuk. Banyak dari mereka mengalami disabilitas permanen karena tidak ada pengobatan. Biaya perawatan jengka panjang juga diperkirakan akan melonjak drastis.
OCHA juga melaporkan darurat kesehatan maternal yang semakin parah. Dana kependudukan PBB (UNFPA) menyatakan bahwa banyak perempuan di Gaza mengalami kelaparan dan terpaksa melahirkan tanpa air bersih atau perawatan medis. Separuh dari obat-obatan penting untuk kesehatan ibu sudah habis.
Selama lebih dari tiga bulan terakhir, tak satu pun pasokan UNFPA berhasil masuk ke Gaza. pasukan Israel-lah yang memblokir 190 truk pembawa kebutuhan medis ibu dan anak.
Reporter Magang: Devina Faliza Rey